Indodeladventure.blogspot.com - Eksotisme Tana Toraja
Indodeladventure.blogspot.com - Indonesia adalah negara besar dan dikelilingi oleh tradisi dan budaya unik yang mencuatkan decak kagum turis domestik maupun luar negeri. Nah travelers, kali ini Pegipegi akan mengajak kamu untuk melanglang buana hingga ke Sulawesi Selatan, tepatnya ke Tana Toraja.
Tana Toraja sebenarnya berupa dataran tinggi dan sering disebut sebagai ‘Land of Heavenly Kings’. Menjelajahi area yang kental dengan suasana mistis ini tidak akan pernah membuatmu bosan karena terasering padi yang menghijau akan selalu menemanimu. Masyarakat yang tinggal di Tana Toraja juga sangat ramah pada wisatawan dan mereka masih mempraktikkan ritual kuno yang diadopsi dari agama Kristen setelah pendudukan bangsa Belanda.
Pemakaman di Tebing
Tempat pemakaman umum orang dewasa di Tana Toraja adalah di tebing-tebing tinggi dan di sana banyak terlihat patung yang ‘bertengger’ di gua. Terdapat Lemo atau pekuburan gantung, Londa atau pemakaman di bukit, dan Suaya & Sangala atau pekuburan bayi di pohon-pohon.
Travelers, hampir semua wisatawan yang datang ke Tana Toraja ingin menyaksikan ritual-ritual tersebut karena hampir mustahil bisa menemukan di tempat lain. Biarpun arus globalisasi modern terus mengintai, namun masyarakat Tana Toraja tidak terpengaruh. Semua ritual tersebut masih dilakukan hingga kini. Karena pelaksanaan upacara kematian ini tergolong mahal, maka tubuh orang yang sudah meninggal harus diinapkan terlebih dulu selama beberapa tahun hingga uang yang terkumpul cukup untuk Tomate atau pemakaman khas di Tana Toraja.
Upacara pemakaman di Tana Toraja ini memang kaya akan tradisi. Selama pemakaman berlangsung, seluruh keluarga dan handai taulan berkumpul untuk memberi penghormatan terakhir pada orang yang meninggal. Kalau kamu datang pas ada momen tersebut, di sana kamu akan melihat banyak sekali orang berkumpul dengan beberapa kerbau serta babi yang nantinya akan disembelih di depan para tamu dan dilakukan secara besar-besaran. Biasanya, upacara pemakaman berlangsung selama 3 – 5 hari dan siapa pun yang datang akan diperlakukan dan dijamu seperti keluarga. Kalau kamu berniat datang, jangan lupa bawa ‘hadiah’ ya! Bisa dalam bentuk soft drink, gula, atau rokok.
Tongkonan
Travelers, kalau kamu jalan-jalan ke Tana Toraja, menikmati kecantikan rumah tradisional Tongkonan juga tidak boleh dilewatkan. Rumah-rumah ini punya atap unik dan didekorasi begitu rumit. Rumah ini biasa digunakan untuk Aluktodolo, yaitu semacam ritual keagamaan atau kepercayaan kuno masyarakat Toraja, seperti meyimpan hasil panen di lumbung. Nah karena rumah-rumah ini sangat unik dan cantik, jangan lupa jepret dengan kamera ya buat kenang-kenangan!
Kete Kesu
Setelah puas mengelilingi Tongkonan, selanjutnya kamu bisa datang ke Kete Kesu. Kete Kesu adalah salah satu desa tradisional di area pegunungan dan merupakan desa tertua di distrik Sanggalangi. Konon, Kete Kesu tidak berubah sejak 400 tahun lalu. Tempat ini juga dinobatkan sebagai salah satu lokasi paling lengkap untuk menyaksikan rumah-rumah tradisional, lumbung padi, tempat pemakaman, persawahan, dan tentu saja padang rumput yang digunakan untuk menggembalakan kerbau.
Batutumonga
Dataran tinggi Batutumonga juga tidak boleh kamu lewatkan. Ini adalah spot tertinggi yang ada di Toraja.View-nya begitu spektakuler dengan udara yang masih sejuk. Dari atas, kamu bisa melihat persawahan dengan padi yang menghijau, rumah-rumah tradisional, serta pegunungan kapur yang harus kamu abadikan dalam bidikan kamera. Namun untuk datang ke tempat ini,
kamu harus menyiapkan fisik yang kuat dan jangan lupa membawa air minum karena medan yang akan kamu lalui cukup menantang.
Demikian artikel mengenai Tana Toraja, semoga bermanfaat bagi Anda yang ingin berkunjung ke Tana Toraja.
No comments:
Post a Comment